Wah, sdh lama sekali tidak ikut setralan,tp hampir tiap tahun pasti menyempatkan diri ziarah/nyekar ke ngeleng, setelah nyekar/ziarah ke makam carat,semoga kapan2 bisa ikut lagi,karena semakin lama sudah mulai pudar tradisi seperti ini. Hal ini juga memupuk kembali tali silaturahmi yg sdh putus dr beberapa generasi,mohon informasi kerabat eyang ki ageng ngeleng terus diperbarui,sehingga anak cucu ke depan walaupun tidak tahu dan tidak pernah datang je ngeleng bisa mengerti sejarah dari leluhurnya, matur suwun
Dulu aku pernah lihat buku silsilah ini, mungkin sekarang ada di kakakku. Dulu juga sering ikut setralan, kalau nyekar sempatkan mampir ke rumah mbah Tami di bawah makam.
Ke Makam Ngeleng seingatku di akhir tahun 90-an. Seingatku sepertinya pemakaman paling akhir di cungkup agung itu Eyang Buyut Putriku, aku ingat di bawa dari Madiun menuju ke Ngeleng. Ya Allah, jadikanlah saudara-saudaraku, para kerabat trah Ki Agenge Ngeleng, menjadi orang-orang yang soleh dan solehah, insan yang bermanfaat bagi agamaMU, bagi keluarga, dan bagi nusa bangsa. Aamiiin 3x YRA
Keturunan Ki ageng ngeleng alhaAlhamdulillah dilampung ada yang menjadi Mursyid thoriqoh wa Naqsyabandiyah dan konon juga seorang waliyullah. WaAllahu a'lam bisshowab..
Sekiranya dibuat buku tamu, pohon silsilah yg up date, sehingga ada materi yg mendasar utk sebuah Yayasan Ki Ageng Ngeleng. Sehingga semangat dan nilai2 luhur terus tersambung dari tiap generasinya....sepuro SG katah🙏
Wah, sdh lama sekali tidak ikut setralan,tp hampir tiap tahun pasti menyempatkan diri ziarah/nyekar ke ngeleng, setelah nyekar/ziarah ke makam carat,semoga kapan2 bisa ikut lagi,karena semakin lama sudah mulai pudar tradisi seperti ini. Hal ini juga memupuk kembali tali silaturahmi yg sdh putus dr beberapa generasi,mohon informasi kerabat eyang ki ageng ngeleng terus diperbarui,sehingga anak cucu ke depan walaupun tidak tahu dan tidak pernah datang je ngeleng bisa mengerti sejarah dari leluhurnya, matur suwun
ReplyDeleteDulu aku pernah lihat buku silsilah ini, mungkin sekarang ada di kakakku. Dulu juga sering ikut setralan, kalau nyekar sempatkan mampir ke rumah mbah Tami di bawah makam.
ReplyDeleteKe Makam Ngeleng seingatku di akhir tahun 90-an. Seingatku sepertinya pemakaman paling akhir di cungkup agung itu Eyang Buyut Putriku, aku ingat di bawa dari Madiun menuju ke Ngeleng. Ya Allah, jadikanlah saudara-saudaraku, para kerabat trah Ki Agenge Ngeleng, menjadi orang-orang yang soleh dan solehah, insan yang bermanfaat bagi agamaMU, bagi keluarga, dan bagi nusa bangsa. Aamiiin 3x YRA
ReplyDeleteAssalamu'alaikum saya dari Takeran Magetan
ReplyDeleteDari keluarga besar almarhum mbah Kadimin Imamdiharjo. Salam ukhuwwah silaturrahim.
Alhamdulillah saya putu canggah Mbah imam Rodji bin Mbah Mangunredjo bekel mandiro
ReplyDeleteApakah honggowijdjodjo sama dengan Wongso widjodjo
ReplyDeleteHonggowidjojo adlh ayah dr Nyi Wongsowidjojo. Maaf klo salah
DeleteBerarti wongsowidjojo ini perempuan
DeleteAnak honggowijdjodjo siapa saja
ReplyDeleteAdakah turunan sampai ke bawah ke 4 garis laki laki masih tersambung
ReplyDeleteKyai apa nyi
ReplyDeleteMakam di gedung dalam paling barat:
ReplyDeleteKyai Ageng Honggowidjoyo
No dua dari barat putranya:
Kyai Ageng Wongsowidjoyo
No 3 dari barat:
Nyi Wongsowidjoyo,
isteri pertama Kyai Agenh Wongsoeidjoyo
Keturunan Ki ageng ngeleng alhaAlhamdulillah dilampung ada yang menjadi Mursyid thoriqoh wa Naqsyabandiyah dan konon juga seorang waliyullah. WaAllahu a'lam bisshowab..
ReplyDeleteAssalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh... Salam silaturahmi kami dari keluarga Mbah Abdulloh bin Sholehan
ReplyDeleteSekiranya dibuat buku tamu, pohon silsilah yg up date, sehingga ada materi yg mendasar utk sebuah Yayasan Ki Ageng Ngeleng. Sehingga semangat dan nilai2 luhur terus tersambung dari tiap generasinya....sepuro SG katah🙏
ReplyDelete